Literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional.

Literasi adalah keterampilan kunci untuk masa depan karena kemampuan literasi yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif. Dalam era digital yang terus berkembang, informasi tersebar luas dan dapat diakses dengan mudah melalui internet dan media sosial.

Numerasi adalah kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan hitung bilangan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di dalam rumah, sekolah, atau dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, numerasi ternyata kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita

Kemampuan numerasi diyakini dapat membantu individu memiliki kepekaan terhadap penyajian data, pola, barisan bilangan serta melatih penalaran guna menyelesaikan masalah serta mengambil suatu keputusan.

Pembelajaran literasi dan numerasi sejak usia dini akan membuat anak lebih percaya diri dan mandiri. Keterampilan literasi dan numerasi membantu individu dalam memahami dan menginterpretasikan informasi yang disajikan dalam bentuk angka, grafik, tabel, atau pernyataan matematis.

Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah dan mampu mengungkapkan pemikirannya secara efektif. Literasi yang kedua yaitu literasi numerasi yang merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan angka dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa tujuan yang dapat diraih dengan pembelajaran literasi numerasi, yaitu: membantu orang berpikir secara kritis dan tidak mudah terlalu cepat bereaksi; membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kemampuan membaca; membantu menumbuhkan serta mengembangkan nilai budi pekerti yang baik dalam pribadi seseorang.

Rendahnya literasi peserta didik dapat mempengaruhi stabilitas nasional karena meningkatnya risiko perpecahan masyarakat akibat kebencian dan prasangka yang muncul karena kurangnya pemahaman terhadap keberagaman bangsa.

Adapun upaya yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanakan literasi di dalam pembelajaran bervariasi seperti menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk melaksakan pembelajaran, menyediakan media kartu kata, gambar dan teks cerita, membentuk kelompok belajar di dalam kelas, menciptakan sudut baca di dalam kelas.

Membaca dapat meningkatkan literasi itu sendiri. Nah, dengan adanya literasi ini kita akan lebih bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia dan perkembangan zaman. Sebab, apabila sudah kalah literasi maka akan sulit sekali bersaing di dunia kerja maupun bertahan di era saat ini.

Pojok baca yang dibuat di masing-masing kelas dapat memudahkan siswa dalam mengakses buku bacaan sehingga tidak hanya dapat membaca di perpustakaan. Sebab, membaca dan menulis adalah ilmu dasar untuk melanjutkan ke ilmu lainnya. Jika sudah bisa membaca dan menulis, ilmu lain dapat dipelajari dengan mudah. Selain bisa membaca dan menulis, literasi baca-tulis juga termasuk memahami makna dari sebuah tulisan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran literasi di sekolah dasar, problematika yang dihadapi diantaranya yaitu sulitnya melaksanakan pembiasaan literasi siswa ketika belajar di rumah, rendahnya minat baca siswa, kurangnya referensi yang dimiliki oleh guru, kurangnya penguasaan guru dalam penggunaan teknologi informasi.

Tindakan yang dapat dilakukan dalam keseharian untuk ikut meningkatkan literasi yaitu membaca dan menulis secara teratur: Anak-anak dan remaja harus didorong untuk membaca dan menulis secara teratur untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka. Mereka dapat membaca buku, majalah, surat kabar, atau konten online yang sesuai dengan minat mereka.

Guru harus menunjukkan kegemaran membaca, memiliki kompetensi menulis, membagi dan menuliskan praktik baik pembelajaran dan/atau penelitian. Asesmen Literasi Guru dikembangkan merujuk pada ketiga dimensi dalam Kompetensi Literasi ini. Sekolah secara bertahap melakukan tindakan yang menunjukkan tahapan gerakan literasi sekolah.

Oleh karena itu untuk mendukung program tersebut Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep melaksanakan kegiatan Revitalisasi Literasi Numerasi Melalui Pembelajaran Inovatif Pendidikan Dasar Bagi Guru Fase B Sekolah Dasar Kabupaten Sumenep Tahun 2024.